Pengadil tendang pemain digantung tiga bulan
PARIS 2 Feb. – Pengadil Perancis, Tony Chapron yang bertindak menyepak dan...
Spanyol datang ke Piala Dunia 2014 dengan status juara bertahan tapi malah gagal total. Hal itu jadi pembelajaran agar tak terulang lagi saat tampil di Piala Eropa tahun ini.
Dua tahun lalu di Brasil, Spanyol datang dengan kepercayaan diri tinggi untuk mempertahankan trofi Piala Dunia yang direbut empat tahun sebelumnya di Afrika Selatan.
Peluang Spanyol lolos terbilang besar mengingat mereka “hanya” tergabung di grup yang diisi Belanda, Cile, dan Australia. Meski demikian, kenyataannya berbeda jauh ketika La Furia Roja justru hancur lebur.
Setelah digilas Belanda 1-5, Spanyol lalu kalah 0-2 dari Cile dan langsung tersingkir di fase grup. Kemenangan 3-0 atas Australia di laga terakhir jadi terasa sia-sia.
Dua tahun berselang, Spanyol punya turnamen besar di depan mata yakni Piala Eropa 2016 dan misinya pun masih sama, mempertahankan trofi yang sudah digenggam sejak 2008.
Bergabung di Grup D bersama Republik Ceko, Kroasia, dan Turki, Spanyol pun berupaya berhati-hati dan tak jemawa. Pelatih Vicente del Bosque menyebut Sergio Ramos dkk. sudah belajar dari kesalahannya dua tahun lalu.
“Kita harus bisa membedakan tujuan dan kewajiban. Memenangi trofi bukanlah sebuah kewajiban. Selalu ada pelajaran berharga yang bisa dipetik ketika kita gagal,” tutur Del Bosque seperti dilansir Sky Sports.
“Kami tidak pernah mencari-cari alasan. Kami tidak pernah merasa superior atau tidak terkalahkan,” sambungnya.
“Kami menjalani sebuah turnamen dengan ambisi maksimal, yakni untuk mempertahankan gelar juara yang kami dapatkan empat tahun lalu.”
“Situasinya sama seperti Euro 2012, tapi tanggung jawab kami saat ini lebih besar karena kami harus mempertahankan gelar yang kami raih dalam dua edisi berurutan,” tutupnya.