Wawancara Royce Gracie, Legenda UFC yang Tak Lekang Digerus Usia

By
Updated: November 14, 2017

Liputan6.com, Jakarta Legenda Ultimate Fighting Championships (UFC), Royce Gracie, menyambangi Indonesia. Selain menghadiri acara pembukaan pusat kebugaran Tatsujin MMA di South Quarter, Jakarta Selatan, ia juga berbagi pengalaman mengenai seni bela diri campuran, atau yang belakangan populer dengan sebutan MMA.

Di kalangan pencinta olahraga MMA, sosok Gracie sudah tidak asing lagi. Pemegang ban hitam dan 7 Gracie Jiu Jitsu itu sangat fenomenal di awal-awal UFC muncul. Sepanjang kariernya, pria berusia 50 tahun tersebut telah menjuarai UFC1, UFC2, dan UFC4.

Pada era itu, UFC masih mengusung konsep turnamen yang diikuti enam atau delapan petarung. Terakhir kali, Gracie tampil melawan Kem Shamrock di Houston Texas, Amerika Serikat, 2016 lalu. Saat itu, Gracie sudah berusia 50 tahun dan berhasil menang TKO/KO.

Gracie merupakan salah satu pewaris keluarga petarung “Gracie Family”. Dia mewarisi seni bela diri khas Brasil, Gracie Jiu Jitsu, yang dikembangkan oleh ayahnya sendiri.

Dengan kemampuan ini, Gracie dikenal sangat percaya diri. Dia tidak gentar meski harus bertarung dengan lawan yang bertubuh lebih besar dan lebih kuat. Bahkan, dia pernah menantang mantan juara dunia tinju kelas berat, Mike Tyson, bertarung di arena MMA.

Setelah pertandingan terakhir melawan Shamrock, tahun lalu, Gracie memutuskan pensiun. Dia lebih banyak bertualang ke berbagai negara untuk menyebarkan seni beladiri warisan ayahnya. Namun, bila ada yang menantangnya, Gracie siap tampil lagi.

Apa rahasia ketangguhan Gracie hingga saat ini? Dan seperti apa dia melihat perkembangan olahraga MMA di dunia dan Indonesia?

Di sela-sela pembukaan Tatsujin MMA, Senin lalu (17/7/2017), Gracie menjawabnya dalam wawancara khusus dengan Liputan6.com. Saksikan videonya di bawah ini: *